Di hari buruh kali ini aku ingin bercerita tentang bagaimana pengalamanku sebagai buruh migran di negri ginseng. Terus terang saja, siapa sih yang ingin bercita-cita menjadi buruh ditambah lagi ada kata bijak: kalau mau kaya, jangan jadi buruh. Yupz.. paling tidak itu lah yang aku pikirkan dulu. Teringat sebelum berangkat ke Korea, beberapa temen ku yang bekerja di bank atau PNS lebih dihargai di lingkungan tetanggaku, mereka di elu-elu kan dan kesan nya profesi mereka itu sangat prestis dan membanggakan. Ketika ada tetangga yang bertanya ke diri ku, "bekerja dimana sekarang??" dan aku pun menjawab "akan menjadi TKI di Korea", maka mereka langsung bilang “Oohhh, jadi buruh dong” dengan intonasi yang kesannya merendahkan..hiks ㅠㅠ
Tapi lain dulu lain sekarang. Yupz... aku sekarang bangga menjadi buruh korea. Lhoh kenapa?
Pertama, tentunya duit yang dihasilkan
Ini adalah screenshot gaji ku:
기본급 : Gaji pokok
기타수당 : Tunjangan
조식비 : Uang makan, untuk pabrikku sendiri ketika kerja siang, kami mendapat makan siang dan makan sore sehingga tidak mendapatkan 조식비, tapi ketika kerja malam kami tidak mendapatkan makan tetapi diganti dengan “mentahan” saja atau 조식비, walaupun tidak mendapatkan makan tapi pabrikku menyediakan ramyon untuk mengganjal perut
잔업 : Uang lembur
건강보험: Premi asuransi kesehatan yang harus dibayarkan dan sudah terintegrasi dengan ID card. Ketika kita pergi ke rumah sakit dengan menunjukkan ID card saja maka biaya rumah sakit bisa ditekan sehingga tidak mahal
국민연금: Gukmin yongeum,itulah sebutan bagi dana pensiun. Dana yang di ambil dari potongan gaji setiap bulannya di tambah setoran perusahaan yang besarnya sama sesuai dengan nominal yang di potong dari gaji karyawan. Misalnya, aku mendapat potongan 77 ribu won/bulan,secara otomatis perusahaan yang mempekerjakan juga akan menyetorkan 77 ribu won yang akan di simpan di kantor pengelolaan gukmin yongeum. Jadi dalam sebulan aku menabung 154 ribu won. Semakin besar potongannya semakin besar pula pabrik menanggung setorannya dan semakin berbunga juga hatiku.....heheee.. Dana pensiun atau gukmin yongeum ini hanya bisa diambil ketika kita sudah keluar dari imigrasi di bandara Incheon
Ditambah juga bonus Seollal (설날) dan Chuseok (추석), dapat gift set, dan uang pesangon (tejigem/퇴직금)
Kedua, mempunyai rumah hasil keringet sendiri
Menurutku biaya hidup di sini cukuplah terjangkau, biasa nya aku menghabiskan 400 ribu won untuk kebutuhan pokok dan jajan sehari-hari. Sisanya aku kirim ke rekening Indonesia. Saat tulisan ini dibuat nilai tukar won ke rupiah = 11.2, silahkan dihitung sendiri... Karena aku pikir kalau aku simpan dalam bentuk rupiah maka nilai nya bakalan tergerus dengan inflasi maka aku investasikan ke dalam property, yaitu rumah. Kenapa di investasikan ke dalam bentuk rumah? Katanya bisnis property itu kan gak pernah rugi, disamping itu karena aku juga pernah bercita-cita umur 30 tahun sebisa mungkin sudah mempunyai rumah sendiri...and now I realized my dreams had come true. It’s still in process, but if I died tomorrow, I would leave this Earth with complete blissful happiness and zero regrets. Di umur 30 tahun ini, aku mempunyai rumah di jogja dengan jerih payah keringatku sendiri yang sekarang di kontrakan 7 juta setahun. Uang kontrakan ini pun aku berikan untuk membantu orang tua :)
Sekarang juga dalam proses pelunasan rumah di perumahan Bumi Adipura, Gedebage, Bandung
Ketiga, belajar budaya baru, travelling, menemukan hobby baru dan aku enjoy karena ga monoton dengan rutinitas.
iseng-iseng pake hanbok biar ketularan ganteng kayak orang Korea...hehee
insting cowok ketika dirangsang patung telanjang...wkwkwk
Merdeka itu bisa minum alkohol tanpa mendapat cibiran sinis :P
Bisa gowes tanpa takut di tabrak sepeda motor
Belajar photography
Hiking euyy...!!
Sekian dulu deh, udah kepanjangan juga kayaknya ini tulisan. Cuma menumpahkan pemikiran pribadi aja kok, boleh dianggap serius, boleh juga sebaliknya. Tulisan ini bukan bermaksud pamer atau sombong, tetapi ingin menekankan bahwa menjadi buruh migran juga bisa membanggakan... tentu saja bukan berarti harus menjadi buruh selamanya tetapi harus bisa bertransformasi menjadi lebih baik lagi, yaitu pembuka lapangan pekerjaan di Indonesia... Semoga ngga ada lagi yang memandang rendah TKI.. Kalau masih ada yang meremehkan TKI berarti orang itu sakitnya tuh disini #sambil nunjuk kepala.... Annyeong...
|
Punten mas bro, anda bukan muslim ya? Maaf, cuman sekedar nanya, tp bisa dijawab khan?
ReplyDeleteBiasa aja tuu,,
ReplyDeleteBiasa aja tuu,,
ReplyDeletesalam kenal mas saya juga tki mas
ReplyDelete